Skip links

Hidroponik, Satu Metode Budidaya yang Berpeluang di Pasar Global

Hidroponik atau dalam bahasa inggris disebut juga hydroponic adalah salah satu metode dalam membudidayakan tanaman dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah. Karena metode ini hanya memanfaatkan air maka metode ini akan menekankan pada pemenuhan kebutuhan hara nutrisi bagi tanaman.

Secara umum, kebutuhan air pada tanaman hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Bisa kita simpulkan bahwa metode ini menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok untuk kita terapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas. Dalam artikel ini kita akan membahas bagaimana metode hidroponik banyak dilakukan oleh pebisnis sebagai metode budidaya untuk ekspor berbagai jenis sayuran. Sebelum itu, mari kita bahan terlebih dahulu mengenai sejarah dan langkahnya:

hidroponik

Sekilas tentang sejarah hidroponik

Dilansir dari sebuah sumber, istilah metode ini diciptakan oleh seorang agronomis bernama  Dr. William Frederick Gericke dari University of California, pada tahun 1936, untuk budidaya tanaman pada air. Secara bahasa hidroponik adalah kata yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu “hydro” yang berarti air dan “ponos” yang berarti bekerja dengan air. 

Sebuah sumber mengatakan bahwa Dr. Gericke adalah orang pertama yang melakukan percobaan hidroponik dengan skala besar yaitu menanam tanaman tomat, selada, dan sayuran lain. Hal itu dilakukan dengan harapan bahwa metode ini akan merevolusi pertanian tanaman dan memberikan sejumlah besar pengetahuan baru mengenai pertanian. 

Pengertian hidroponik

Dilansir dari Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang, pengertian hidroponik adalah teknik dalam membudidayakan yang menggunakan arang sekam atau media tanam lainnya dengan memanfaatkan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam bentuk cair. Unsur hara yang dimaksud adalah yang sudah diracik yang nantinya akan diberikan ke tanaman dengan cara disiramkan atau melalui irigasi tetes. 

Tak hanya tanaman, budidaya sayuran juga bisa dilakukan dengan cara hidroponik. Secara umum, sayuran yang banyak ditanam dengan cara metode ini adalah selada, kangkung, bayam, seledri, tomat, dan sebagainya. 

Dalam hal bisa kita simpulkan bahwa menanam tanaman dengan sistem hidroponik adalah cara yang dianggap ramah lingkungan. Hal tersebut karena dalam metode ini tidak membutuhkan pestisida secara berlebihan. Selain itu, sistem hidroponik juga dapat menjadi solusi untuk berkebun di lahan yang sempit atau terbatas. 

Melakukan budidaya sayuran dengan metode ini dapat menggunakan berbagai media tanaman. Salah satu yang sering digunakan adalah rockwool. Rockwool sendiri digunakan sebagai media tanam hidroponik karena memiliki kemampuan menahan air dan udara dalam jumlah besar. Seperti dalam penjelasan sebelumnya bahwa dalam metode ini  yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan akar dan penyerapan nutrisi pada metode hidroponik adalah air. 

Selain menggunakan rockwool, dalam penerapannya metode hidroponik dapat menggunakan media tanam arang sekam, cocopeat, batang dan akar pakis, kerikil, pasir, spons, kapas, gabus, moss, hidroton, perlite, vermiculite, furnace, dan hydrogel.

Langkah-langkah budidaya sayuran dengan metode hidroponik dan media tanam arang sekam:

Siapkan bahan-bahan 

Bahan-bahan yang akan kamu butuhkan adalah tray untuk penyemaian benih sayuran, arang sekam, dan polybag.

Tahap pembenihan

Untuk selanjutnya adalah melakukan pembenihan dengan cara masukkan arang sekam ke dalam tray lalu masukkan benih satu persatu ke dalam lubang tanaman. Selanjutnya taburkan lagi arang sekam agar bisa menutupi benih lalu siram benih dengan semprotan agar media tanam tidak terhambur.

Jika sudah, tutup menggunakan plastik hitam selama kurang lebih  dua hari. Lanjutkan dengan buka tutup plastik tersebut dan lihat apakah benih sudah tumbuh. Penting untuk memberikan sinar matahari untuk bibit akan tetapi jangan terlalu terik. Terakhir, lakukan penyiraman rutin sampai dua minggu.

Tahap pindah tanam 

Setelah bibit sayuran berumur dua minggu, biasanya sayuran akan memiliki daun yang lengkap dan siap untuk tahap selanjutnya yaitu pindah tanam. Untuk pindah tanam, kamu harus melakukan dengan hati-hati supaya  bibit tidak rusak.

Tahap pembesaran 

Setelah bibit dipindahkan ke dalam rak hidroponik nantinya, selanjutnya adalah melakukan perawatan dalam tahap pembesaran hingga nantinya siap panen. Dalam metode ini, perawatan tanaman terbilang cukup mudah. Kamu hanya perlu memperhatikan ketersediaan air nutrisi yang ada di dalam tempat penanaman. Supaya metodenya berjalan lancar, kamu juga perlu untuk melakukan pengecekan secara rutin setiap tiga hari sekali. Nantinya, jika air di dalam tempat penanaman hampir habis, tambahkan air lagi yang sudah diberi nutrisi.

 

Faktor keberhasilan metode hidroponik 

Salah satu faktor keberhasilan menggunakan metode ini adalah air baku yang digunakan. Sementara itu, air baku untuk hidroponik berbeda dengan air pada umumnya. Setidaknya ia harus memenuhi beberapa kriteria dengan  pH air sekitar 5,5-6,5, suhu air di kisaran 23-30 derajat celcius, dan jumlah zat padat terlarut di dalam air maksimal 150 ppm. Dan yang tak kalah penting, hal yang bisa mempengaruhi keberhasilan metode ini adalah ketersediaan sinar Matahari, nutrisi yang digunakan, sanitasi lingkungan, hingga jenis sayuran yang ditanam.

Tanaman hidroponik saat ini menjadi salah satu hobi yang menjanjikan. Beberapa pihak justru melakukan metode ini sebagai salah satu bisnis dan bukan sekedar hobi. hal ini terbukti dengan adanya pihak yang ekspor sayuran hidroponik. Benarkah?

Benarkan metode hidroponik dalam sayuran berpotensi dalam ekspor?

Berdasarkan sumber yang terpercaya, Bea Cukai Batam mendorong pelaku usaha di Batam untuk melakukan ekspor menembus pasar global. Dan hal tersebut terwujud pada PT Batam Indo Agri Perkasa. 

PT Batam Indo Agri Perkasa itu sendiri adalah perusahaan yang menghasilkan komoditi ekspor berupa sayuran hidroponik. Dalam sebuah data menunjukan bahwa tahun 2020, perusahaan itu berhasil melakukan 55 kali ekspor sayuran ke luar negeri dalam waktu 1 tahun terakhir. Perusahaan tersebut berhasil mengirim sayuran hidroponik dengan nilai Rp5,609 miliar dengan total berat bersih sebesar 192 ton.

Negara tujuan untuk ekspor sayuran hidroponik itu sendiri adalah Singapura. Untuk jenis sayuran hidroponik itu sendiri adalah sawi manis, sawi keriting, pakcoy, kailan, selada dan tomat.

Baca juga: Frozen Food Rambah Pasar Global? Ini Faktanya

Kamu tertarik mencoba? Yuk realisasikan mimpi kamu dengan #BeraniEkspor bersama AeXI

hidroponik

AeXI merupakan akselerator ekspor di Indonesia dengan beragam layanan untuk membantu para UKM agar bisa bersaing di pasar global. Dengan komitmen yang kuat, AeXI telah membawa banyak UKM ke gerbang bisnis yang lebih luas. Sebagai akselerator ekspor, AeXI adalah tempat untuk kamu dalam mengembangkan perusahaan pada skala yang lebih besar. Karena itu jangan ragu untuk #BeraniEkspor dengan kami dan wujudkan impian kamu untuk memulai bisnis dengan level yang lebih besar.

Leave a comment